Kyoto Jepang-Ketekunannya dalam dunia pendidikan mengantarkan alumni Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (Unja) lulusan tahun 2014 ini menjadi pembicara di konferensi internasional bidang pendidikan dan psikologi yang diselengarakan tanggal 4 sampai 6 April 2017 di Kyoto Jepang.
Raisa Mataniari saat ini tercatat sebagai mahasiswi semester III The University of Adelaide Australia merupakan salah satu peneima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Menjadi pembicara ditingkat internasional, kesempatan itu tidak datang begitu saja, Raisa mengawalinya dengan berbagai usaha seperti mengumpulkan bahan penelitian hingga persiapan presentasi yang harus komunikatif.
Dengan mengangkat tema pendidikan dan psikologi untuk ditampilkan di konferensi tersebut Raisa menganalisis artikel- artikel jurnal ilmiah yang mendiskusikan implementasi ilmu pedagogik dalam integrasi ICT di kegiatan belajar mengajar, yaitu Digital Pedagogy on ICT-integrated Learning to Improve Critical Thinking Skills of Students: A Systematic Review.
Ia menuturkan tujuan penelitiannya sebagai memotivasi para pendidik untuk menyadari pentingnya ilmu keguruan dalam mengintregasikan teknologi dikegiatan belajar mengajar.
“Tujuan penelitian saya ini adalah untuk memotivasi para educator dalam meyadari pentingnya ilmu keguruan dalam mengintegrasikan teknologi di kegiatan belajar mengajar,” tutur Raisa saat dikonfirmasi Berita Aktual, Rabu (5/4).
Dirinya juga merasa senang dapat mengikuti kegiatan tersebut karena dapat berbagi pengalaman dan ilmu dengan akademisi dari seluruh dunia.
“Senang, tentunya kesempatan untuk dapat berbagi ilmu dari akademisi yang bersala dari seluruh dunia,” ungkap Raisa.
Bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri maupun untuk bisa menjadi pembicara dikonferensi internasional, Ia memberikan tipsnya seperti kemampan berbahasa Inggris dilengkapi sertifikat kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan berbicara di depan umum, dan visi serta realisasi yang jelas berkaitan dengan kontribusi yang akan dilakukan setelah menempuh pendidikan.
“Kemampuan Bahasa Inggris, penguasaan keterampilan berbicara di depan umum,mengikuti program pertukaran pemuda, dan visi serta realisasi setelah selesai kuliah,” tutup gadis kelahiran Bandung 3 September 1993 ini.
Reporter: Priyanto
Redaktur: Hilman Yusra