Mahasiswa Keswan UNJA Melakukan Perkawinan Silang Sapi Melalui Inseminasi

0
1001

Muaro Jambi-Fakultas Perternakan (Fapet) Kesehatan Hewan (Keswan) Universitas Jambi (Unja) melakukan praktikum inseminasi. Pratikum inseminasi merupakan proses suntik kawin buatan dengan tujuan agar mengetahui perkembangan dan peningkatakan populasi hewan ternak. Kegiatan inseminasi tersebut dilakukan di kandang sapi Unja Mendalo, Selasa (21/3).

Bayu Rosadi, selaku dosen pengampu mata kuliah inseminasi tersebut selalu mendamping mahasiswa yang melakukan praktik. Hal ini dilakukan agar mahasiswa bisa melakukan praktik inseminasi dengan benar. Tidak hanya itu, segala permasalahan yang terjadi pada saat proses praktik dapat dikonsultasikan.
“Tentunya dalam praktik, mahasiswa terkadang menemukan permasalahan. Nah dengan hadirnya dosen sebagai pembimbing dapat membantu mahasiswa agar melakukan praktik sesuai prosedur,” ungkapnya.
Lanjutnya, proses inseminasi tersebut membuat alternatif untuk meningkatkan populasi hewan ternak. Kegiatan inseminasi dapat dilakukan dengan memasukkan sperma sapi jantan dengan menggunakan alat bantu yang nantinya sperma tersebut dimasukkan ke dalam alat kelamin sapi betina. Semua sapi bisa dilakukan inseminasi buatan asalkan sapi tersebut produktif.
“Proses inseminasi dengan memasukkan sperma sapi jantan ke dalam alat kelamin sapi betina,” paparnya.
Alat bantu inseminasi disebut gun. Dengan menggunakan gun, sperma jantan yang unggul dimasukkan. Tidak semua sapi memiliki kualitas sperma yang menghasilkan bibit unggul. Bibit yang unggul yang dicari dalam proses inseminasi. Sperma jantan unggul tersebut bertujuan agar mendapatkan bibit yang unggul pula.
“Bibit dimasukkan ke dalam gun, bibit tersebut sperma penjantan unggul. Karena penjantan terbatas, kita tidak membawa jantan kesini. Yang dibawa hanya semen bekunya nanti kita masukan ke janin betina. Seolah-olah janin tersebut mendapatkan bibit yang unggul,” jelasnya.
Bayu berharap, agar mahasiswa D3 Keswan Fokasi (Keahlian, red) dapat melaksanakan inseminasi dengan melakukan praktik langsung bukan hanya sekedar teori. Praktik juga bertujuan agar mahasiswa mendapatkan keahlian inseminasi atau teori mata kuliah lainnya. Dengan begitu, mahasiswa dapat menerapkan apa yang dipraktikkan pada saat bekerja nanti.
“Mereka bisa melaksanakan tidak hanya sekedar teori saja, 30% teori 70% praktik. Intinya lebih mengutamakan D3 untuk praktik kerana ketentuan kurikulum. Intinya anak D3 harus bisa keahlian dan keterampilan,” harapnya.
Reporter : Sanusi, Anju Arwani
Redaktur : Hilman Yusra

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here